CALADIUM THAI BEAUTY

Tidak semua yang saya tanam bisa tampil subur dan sempurna. Terkadang beberapa juga menemui nasib yang tragis. Mati tanpa tahu penyebabnya.

Sampai akhirnya saya menyadari kesalahannya terletak dicara tanam saya yg asal. Asal tanam tanpa mengenali keinginan si pohon.Tanah terlalu becek, terlalu asam atau basa. Pindah tanaman baru di siang bolong. Tidak faham media tanah yg cocok utk si bibit, atau bagaimana cara mupuk yg benar.

Dulu tuh saya pikir tangan saya panas. Apa yang saya tanam mati, padahal nanamnya pake cinta loh.

Caladium jenis ini salah satu korban trial and error saya. Setelah 3x bertanam dengan waktu yang berbeda-beda. Baru sekarang keladi yang disebut orang juga keladi batik/ wayang bisa memunculkan daun dengan indah dan rimbum. Kerimbunannya bisa bikin iri tetangga. Dari umbi yang kecil sampai jadi 5 pot yang subur itupun sdh dikurangi karna diberikan ke ade plus dijual tipis2.

Sekarang saya faham…ternyata jenis ini butuh tanah yang lembab namun berlimpah sinar matahari. Media tanam lebih banyak cocopeat, sekam bakar,kohe plus sebagian kecil tanah.

Ingatlah tidak ada tangan panas yg tdk bisa menanam. Yang ada kenali keinginan tanamanmu maka iya akan berbakti dgn sempurna….Selamat bertanam, mari kita hijaukan bumi.

CALADIUM ACE OF HEART part 1

Orang tuaku adalah orang pertama yang menularkan kecintaannya pada tanaman, walau mereka bukan petani. Bahkan mereka berdua sampai memiliki wajan khusus pengolahan pupuk. Pasti binggungkan apa hubungannya wajan pengorengan dengan tanaman. Sini aku bisikin ya..itu wajan di gunakan buat goreng pupup sapi biar bisa langsung digunakan utk pupuk tanaman. Asli niat bangetkan….ha…ha…ha, kebayang ngegoreng pupup sapi

Mami adalah orang pertama dirumah yang memiliki kecintaan terhadap si kuping gajah, sebutan jaman dulu untuk keladi. Namun cinta mula-mulaku pada keladi berawal Ace of heart milik tetangga sekaligus sahabatku. Corak daun merah dikelilingi warna putih lalu diselubungi warna hijau sungguh memikat hati

Dari situ mulailah perburuan terhadap jenis-jenis keladi lain, yang semakin hari semakin menawan. Lupa tepatnya berapa jenis yang berhasil dikoleksi. Dari beli, barter, dongkel di hutan sampai melakukan tindakan iseng yang kalo dipikirkan sekarang antara malu dan geli jadi satu.

Sayangnya koleksi-koleksi tersebut ditinggalkan ketika harus memulai kehidupan baru di Bali. Bertahun-tahun paling coba pelihara lagi satu dua. Sampai akhirnya aku di oleh-olehi keladi wayang lagi sama mami tercinta. (cerita selanjutnya ya)

Namun kecintaanku terhadap ace of heart tak pernah pudar. Selalu terkenang akan keindahan daunnya. Waktu itu belum tau namanya jadi susah banget googling. Pernah suatu saat aku berjumpa lagi saat tracking dgn kawan-kawan di Ubud. Pikirku nanti nyamperin yg punya mau nanya apakah di jual? Apa daya ketika waktunya pulang malah tak terlihat.

Mulai deh nyari di market place, ketika sudah tau namanya. Begitu ketemu yang harga yg ringan dikantong, langsung beli. Menunggu kedatangannya benar-benar seperti menunggu pacar. Antara gelisah dan senang. Gelisah karna takut mati di perjalanan. Senang karna akhirnya berhasil memiliki kembali.

Ahh…lagi2 kecewa. Ternyata penjual tipu-tipu. Antara foto dan kenyataannya sungguh berbeda. Mungkin kalo yang tidak faham akan oke-oke saja, sekilas memang terlihat mirip. Apalagi yang dikirim masih anakan. Tapi buat saya yang sudah pernah memiliki, pasti tau bedanya.

Tadi pagi ketika nganterin kolak pisang ketempat Mami. Cerita-cerita lagi tentang keladi. Termasuk nyeritain penderitaanku tertipu penjual keladi whhahhha..lebay. Eh si mami tiba nyeletuk, jangan2 keladi yang dikirim penipu spt keladi yang diberi tanteku ke mami. Diajaklah aku nengok bayi keladinya….Ah mami ternyata malah itu keladi yang ku impikan. Horey aku dapat umbinya muahhhh…muah Mi….love u pool.

Ayo umbi kita pulang, akan kurawat dirimu sehingga menghasilkan daun yang indah.